Kalau dulu seseorang punya angan-angan untuk terbang, bisa jadi ia akan ditertawakan orang lain. Kenyataannya, sekarang kita mau terbang ke manapun bukan hal yang mustahil. Siapa yang mengira kita bisa berbicara dengan orang di New York? Dan suatu hari nanti kita akan bisa bicara dengan teman kita yang ada di tempat lain sambil berpandang-pandangan. Kita bisa melihat teman kita tertawa atau cemberut melalui sebuah monitor kecil yang ada di arloji.
Di zaman sekarang, orang punya keinginan yang muluk-muluk boleh saja. Boleh saja orang mengangankan punya rumah di angkasa. Kemajuan teknologi akan memungkinkan khayalan itu menjadi kenyataan. Kalau sekarang kita masih murid smp, maka tiga puluh tahun kemudian kita sudah menjadi "orang." Tiga puluh tahun adalah waktu yang panjang untuk ukuran kemajuan teknologi. Banyaaak memungkinkan yang terjadi. Mungkin saja kita menjadi menteri atau bahkan presiden.
Menjadi menteri atau presiden bukan impian di siang bolong. Berangan-angan, berandai-andai atau berkhayal tentang yang besar di masa depan, justru menjadi keharusan. Semua itu akan menjadi semacam pemacu untuk menghasilkan suatu karya besar.
Membuat orang bisa terbang tentu tidak berhenti di angan-angan. Harus dibuat nyata. Syaratnya dikerjakan dengan kerja keras. Untuk bisa melihat gambar seseorang di monitor di arloji, para ahli harus bekerja keras. Dan, kalau ingin menjadi presiden, kita tidak cukup sekedar berkhayal. Mulai detik ini juga kita harus mau bekerja keras. Dan bekerja kerasnya harus terus-menerus. SEMANGAT!!!
Sumber : Bobo, 20 Mei 1999, Kota di Atas Awan.
0 komentar:
Posting Komentar